Oleh: Reviandi
Pendidikan selalu menjadi fondasi utama dalam membangun bangsa yang kuat dan berkeadilan. Namun hingga kini, kesenjangan akses pendidikan masih menjadi persoalan yang belum tuntas di berbagai daerah Indonesia. Banyak anak dari keluarga miskin, anak jalanan, dan kelompok rentan lainnya belum memperoleh kesempatan belajar yang layak.
Dalam konteks tersebut, langkah Presiden Prabowo Subianto meluncurkan program Sekolah Rakyat menjadi kebijakan yang strategis sekaligus penuh makna kemanusiaan.
Sekolah Rakyat bukan sekadar sekolah gratis. Konsepnya jauh lebih luas—menyentuh aspek pendidikan, gizi, kesehatan, hingga tempat tinggal yang layak bagi peserta didik. Program ini memastikan bahwa anak-anak dari keluarga kurang mampu tidak hanya bisa bersekolah, tetapi juga tumbuh dalam lingkungan yang aman, sehat, dan mendukung masa depan mereka.
Hingga saat ini, sudah ada 165 Sekolah Rakyat yang beroperasi di seluruh Indonesia. Sumatera Barat menjadi salah satu daerah prioritas program ini. Tiga lokasi Sekolah Rakyat di Ranah Minang mulai beroperasi sejak 14 Juli 2025: SMP di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Padang, SMA di Universitas Negeri Padang (UNP), dan SMP di Balai Latihan Kerja (BLK) Lubuk Selasih, Kabupaten Solok.
Pemerintah melalui Kementerian Sosial disebut akan mengalokasikan dana lebih dari Rp500 miliar untuk mendukung pembangunan dan operasional Sekolah Rakyat di Sumbar. Wakil Gubernur Sumbar, Vasko Ruseimy, menyebut program ini sebagai bukti keseriusan Presiden Prabowo menghadirkan pemerataan pendidikan di seluruh lapisan masyarakat, terutama bagi keluarga miskin di pedesaan dan pinggiran kota.
Anak-anak yang menjadi sasaran program ini adalah mereka dari keluarga di Desil 1—yakni 10 persen penduduk termiskin di Indonesia—termasuk yang putus sekolah atau belum pernah mengenyam pendidikan formal. Di Sekolah Rakyat, mereka kembali disekolahkan, diberi pelatihan keterampilan, serta dibina agar mampu hidup mandiri dan berdaya. Format sekolah berasrama memastikan seluruh kebutuhan, mulai dari pendidikan hingga makan dan kebutuhan harian, ditanggung sepenuhnya oleh negara.
Dari perspektif kebijakan publik, Sekolah Rakyat merupakan bentuk nyata kehadiran negara dalam memperjuangkan keadilan sosial. Program ini dapat disebut sebagai affirmative policy di bidang pendidikan—negara mengambil tanggung jawab langsung untuk memutus rantai ketimpangan sosial dan ekonomi yang menghambat masa depan generasi muda.
Secara akademis, pendekatan Sekolah Rakyat sejalan dengan gagasan education for all yang diusung UNESCO. Kurikulumnya menggabungkan standar pendidikan nasional dengan penguatan karakter, membentuk siswa yang cerdas secara intelektual sekaligus kuat secara moral dan sosial. Ini bukan hanya proyek pendidikan, tetapi juga proyek kemanusiaan yang membangun manusia Indonesia seutuhnya.
Khusus di Sumatera Barat, program ini memiliki nilai simbolis yang mendalam. Daerah ini dikenal sebagai tanah yang melahirkan banyak pemikir, ulama, dan tokoh bangsa. Nilai-nilai budaya Minangkabau seperti adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah serta semangat alam takambang jadi guru sangat selaras dengan filosofi pendidikan yang diusung Sekolah Rakyat. Maka tidak berlebihan bila Presiden Prabowo menaruh perhatian besar kepada Ranah Minang, karena karakter masyarakatnya sangat beririsan dengan cita-cita pendidikan yang ingin diwujudkannya.
Jika dijalankan secara berkelanjutan, Sekolah Rakyat akan menjadi model baru bagi sistem pendidikan nasional yang lebih adil dan manusiawi. Ia tidak hanya membuka ruang belajar bagi anak-anak miskin, tetapi juga menegaskan kembali misi konstitusional negara: mencerdaskan kehidupan bangsa.
Lebih dari itu, kebijakan ini memperlihatkan wajah kepemimpinan Prabowo Subianto yang berpihak pada rakyat kecil. Melalui Sekolah Rakyat, Presiden ingin memastikan bahwa setiap anak Indonesia—di mana pun mereka berada—memiliki hak yang sama untuk bermimpi dan menggapai masa depan.
Di Sumatera Barat, langkah ini diterima dengan antusias. Warga menilai program tersebut sebagai bukti nyata cinta Presiden Prabowo terhadap masyarakat Minang. Bukan cinta yang sekadar diucapkan, melainkan diwujudkan dalam kebijakan yang memberi harapan baru bagi anak-anak yang sempat terpinggirkan dari sistem pendidikan. Dari Sekolah Rakyat inilah, generasi baru Indonesia sedang tumbuh—lebih berilmu, berkarakter, dan berdaya. (Wartawan Utama)













