Oleh: Reviandi
“Orang Minang dikenal dengan keberanian, kejujuran, dan semangat juangnya. Nilai-nilai itu adalah jiwa bangsa Indonesia.”
Prabowo Subianto, 2023.
Setahun sudah Presiden Prabowo Subianto memimpin Indonesia, tepatnya pada 20 Oktober 2025. Dalam rentang waktu yang relatif singkat, arah pembangunan nasional mulai terasa nyata, terutama di daerah-daerah yang selama ini dianggap berada di pinggiran peta kebijakan pusat. Salah satu daerah yang paling menonjol dalam perhatian pemerintah saat ini adalah Sumatra Barat (Sumbar).
Hampir setiap pekan, para menteri Kabinet Prabowo-Gibran berkunjung ke Ranah Minang, membawa berbagai program strategis yang langsung menyentuh masyarakat. Fenomena ini bukan sekadar kunjungan kerja rutin, melainkan cerminan nyata dari cinta dan komitmen Presiden Prabowo terhadap Sumbar.
Dalam satu tahun terakhir, Sumatera Barat seolah menjadi “laboratorium pemerataan pembangunan”. Para menteri datang bukan dengan retorika, tetapi dengan kerja dan realisasi. Mulai dari proyek infrastruktur jalan dan jembatan, dukungan ketahanan pangan, pemberdayaan UMKM, hingga sektor pendidikan dan sosial. Di setiap daerah yang dikunjungi, pemerintah pusat berusaha menghadirkan solusi konkret bagi kebutuhan masyarakat. Dari pesisir hingga pedalaman, geliat pembangunan kini makin terasa.
Perhatian besar Presiden Prabowo terhadap Sumatera Barat memiliki akar sejarah dan emosional yang panjang. Prabowo memahami betul karakter dan nilai masyarakat Minang: teguh pendirian, berani, dan cinta tanah air. Nilai-nilai itu pula yang selama ini menjadi pegangan hidupnya sebagai seorang prajurit dan pemimpin bangsa. Tak heran bila sejak awal, Sumbar selalu menempati tempat istimewa di hati Prabowo. Ia tidak sekadar datang membawa program, tetapi juga semangat untuk membangkitkan kejayaan Ranah Minang sebagai salah satu pusat peradaban bangsa.
Yang menarik, perhatian besar itu tetap diberikan meski Prabowo tidak menang di Sumbar pada Pilpres 2024. Namun, dalam pandangan seorang negarawan sejati, cinta kepada rakyat tak boleh diukur dari perolehan suara. Prabowo menunjukkan kedewasaan politik yang langka: membangun tanpa membeda-bedakan. Ia membuktikan bahwa menjadi pemimpin berarti melayani seluruh rakyat, termasuk mereka yang mungkin belum mendukung.
Dalam berbagai sektor, perhatian pemerintah terhadap Sumbar terlihat nyata. Pembangunan infrastruktur terus digenjot—mulai dari jalan nasional, jalur strategis antarwilayah, hingga revitalisasi kawasan wisata dan sentra ekonomi. Langkah ini tidak hanya memperlancar mobilitas, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat.
Sektor sosial dan pendidikan pun tidak luput dari perhatian. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sudah mulai berjalan di beberapa kabupaten dan kota di Sumbar, menjamin anak-anak sekolah mendapatkan asupan gizi yang layak. Selain itu, inisiatif Sekolah Rakyat—sebuah gagasan besar di era Prabowo—juga mulai diterapkan untuk membuka akses pendidikan bagi masyarakat kurang mampu. Langkah ini menjadi simbol bahwa pembangunan manusia menjadi prioritas utama di era Prabowo-Gibran.
Menariknya, banyak tokoh asal Sumatera Barat kini duduk di posisi penting dalam kabinet maupun lembaga strategis nasional. Mereka menjadi perpanjangan tangan pemerintah pusat dalam memperjuangkan aspirasi daerah. Ini menandakan kepercayaan besar Presiden Prabowo terhadap putra-putri terbaik Sumbar, sekaligus bentuk pengakuan terhadap kontribusi masyarakat Minang bagi bangsa.
Secara ekonomi, Sumbar juga menerima peningkatan alokasi anggaran dari pusat. Dana pembangunan yang mengalir ke sektor infrastruktur, sosial, dan ekonomi rakyat terus meningkat. Pemerintah pusat berkomitmen agar pembangunan di Sumbar tidak lagi berjalan setengah hati. Dengan sinergi antara pusat dan daerah, hasilnya mulai terlihat—akses ekonomi semakin terbuka, konektivitas antarwilayah membaik, dan kualitas layanan publik meningkat.
Hubungan antara kepala daerah di Sumbar dan pemerintah pusat juga semakin harmonis. Kini, para bupati dan wali kota di Sumbar lebih mudah berkomunikasi dengan kementerian dan lembaga di Jakarta. Peran anggota DPR RI asal Sumbar seperti Andre Rosiade menjadi jembatan penting yang menghubungkan aspirasi daerah dengan pemerintah pusat. Dengan komunikasi yang lancar, program-program nasional bisa lebih cepat sampai ke masyarakat.
Presiden Prabowo sendiri beberapa kali menegaskan bahwa pembangunan Indonesia harus mencakup seluruh daerah tanpa terkecuali. Dalam salah satu kunjungannya ke Sumbar, Prabowo sempat berkata bahwa dirinya memiliki tanggung jawab moral terhadap daerah yang dikenal dengan semangat perjuangannya itu. “Sumatera Barat adalah bagian dari jantung Indonesia. Saya ingin Sumbar menjadi kuat, sejahtera, dan bangga pada dirinya sendiri,” ungkapnya kala itu.
Kini, hasil kerja nyata itu mulai terlihat. Pembangunan infrastruktur terus bergerak, ekonomi rakyat menggeliat, dan berbagai bantuan sosial tersalurkan tepat sasaran. Masyarakat Sumbar mulai merasakan manfaat langsung dari kebijakan yang berpihak. Perlahan tapi pasti, muncul optimisme baru di tengah masyarakat bahwa era Prabowo-Gibran membawa perubahan yang konkret.
Yang juga menarik, perubahan suasana batin politik masyarakat Sumbar mulai terasa. Jika dulu sebagian masih bersikap skeptis, kini banyak yang mulai menilai objektif: bahwa Prabowo bukan hanya pemimpin nasional, tetapi juga sahabat bagi Sumatera Barat. Ia tidak datang untuk mengklaim dukungan, melainkan memberikan bukti lewat kerja dan perhatian.
Cinta Prabowo terhadap Sumbar bukan cinta yang diminta, tetapi cinta yang dibuktikan. Ia tidak menuntut balasan, tetapi berharap pembangunan di Sumbar bisa menjadi simbol kemajuan Indonesia bagian barat. Di bawah kepemimpinan Prabowo, Ranah Minang tidak lagi sekadar dikenal karena sejarahnya yang besar, tetapi juga karena masa depannya yang cerah.
Setahun pemerintahan Prabowo-Gibran menandai babak baru hubungan pusat dan Sumbar. Hubungan yang lebih terbuka, komunikatif, dan produktif. Dari Jakarta hingga Bukittinggi, dari Mentawai hingga Pasaman, denyut pembangunan kini berirama sama: kerja keras, kolaborasi, dan pengabdian.
Sebagaimana pepatah Minang berkata, “Alam takambang jadi guru”—alam yang terbentang luas memberi pelajaran bahwa kebesaran hanya lahir dari kesungguhan dan kerja nyata. Dan di bawah kepemimpinan Prabowo, Sumatera Barat kembali menemukan arah baru untuk tumbuh dengan bangga dalam pangkuan ibu pertiwi.
Cinta Prabowo untuk Sumbar bukan sekadar kata. Ia nyata dalam kebijakan, hadir dalam program, dan hidup dalam harapan rakyatnya. Ranah Minang kini menjadi bukti bahwa pembangunan yang adil bukan mimpi, melainkan kenyataan yang sedang diwujudkan. (Wartawan utama)














