Paling Top, Andre Rosiade Pimpin Asprov PSSI Sumbar

Bersama bang Andre Rosiade di tengah GOR H Agus Salim Padang.

Oleh: Reviandi

Ada satu kebenaran sederhana dalam sepakbola: olahraga ini hanya tumbuh jika dipimpin oleh orang yang benar-benar mencintainya. Cinta yang lahir dari pengalaman panjang, dari  “kegilaan” yang tulus, dari kepedulian yang tidak dipaksakan. Untuk konteks Sumatra Barat (Sumbar) hari ini, sosok itu bernama Andre Rosiade.

Saya mengenal Andre sebagai figur yang tidak sekadar menyukai sepakbola, tetapi menghidupinya. Ia bukan tipe tokoh yang bicara bola demi citra, bukan pula orang yang datang ke stadion hanya ketika kamera menyala. Ia hadir di saat menang maupun kalah, di masa jaya maupun masa sulit. Dan yang lebih penting, ia menunjukkan cintanya dengan tindakan, bukan sekedar kata-kata.

Cinta Andre pada Semen Padang FC misalnya, pastinya bukan basa-basi. Ia berdiri di belakang klub itu saat terpuruk, ketika sorotan publik meredup, dan ketika dukungan finansial justru sangat dibutuhkan. Ia tidak sekadar menyumbang, tetapi membela, mendorong, dan ikut memikirkan jalan keluarnya.

Walau di liga internasional ia pendukung Manchester United—rival abadi Arsenal, klub yang saya cintai—itu justru memperlihatkan bahwa kecintaan kami pada sepakbola lebih besar dari rivalitas klub.

Soal uang, banyak tokoh di Sumbar yang jauh lebih kaya. Soal jabatan, banyak yang lebih tinggi. Tetapi soal keberanian untuk ‘berdarah-darah’ demi sepakbola, untuk menggelar turnamen besar dari kantong sendiri, untuk mempertaruhkan waktu, tenaga, dan reputasi—tidak ada yang sedekat dan seintens Andre Rosiade. Di Sumbar, hampir tidak ada ‘pejabat’ yang benar-benar menaruh hatinya pada sepakbola seperti dia.

Itulah mengapa dukungan untuk Musprov PSSI Sumbar periode 2025–2029 mengalir deras. Dari 28 voter, 22 sudah memberikan dukungan resmi, lengkap dengan surat pernyataan dan kehadiran langsung mengantarnya mendaftar di Kantor PSSI Sumbar di GOR Agus Salim. Tiga voter lagi dikabarkan menyusul.

Artinya, praktis hanya tiga yang mungkin memilih calon lain. Secara aturan, tiga voter sudah cukup untuk memunculkan tiga kandidat pesaing, tetapi sulit dipungkiri bahwa mayoritas sudah menentukan pilihan. Kabarnya, sudah ada yang mundur duluan jelang Musprov digelar.

Maka tidak berlebihan jika Musprov PSSI Sumbar kali ini diproyeksikan berjalan aklamasi. Bukan karena tidak ada ruang demokrasi, tetapi karena dukungan yang terkumpul terlalu masif untuk disangkal.

Program yang dibawa Andre pun masuk akal dan menyentuh akar permasalahan. Ia berbicara tentang pembinaan usia muda yang berkelanjutan, sampai menjadikan putra Sumbar masuk ke Liga 1, minimal Semen Padang FC, kompetisi rutin, peningkatan kualitas wasit, perbaikan struktur pembinaan, serta kesiapan menghadapi PON. 

Semua itu membutuhkan figur yang tidak hanya punya gagasan, tetapi juga energi untuk menjalankannya. Dan Andre termasuk jenis pemimpin yang tidak berhenti pada janji—ia terbiasa membuktikan ucapannya lewat tindakan.

Isu-isu mengenai hambatan dari pihak luar sejauh ini tidak tampak signifikan. Dunia sepakbola Sumbar terlihat bulat mendukungnya, bukan karena tekanan atau kepentingan tertentu, tetapi karena kebutuhan. Sepakbola Sumbar sudah terlalu lama bergerak tanpa keberanian, tanpa terobosan, dan tanpa figur yang benar-benar mau mengambil risiko.

Dalam kondisi seperti itu, pilihan menjadi sangat jelas. Andre Rosiade adalah figur paling logis dan paling siap memimpin Asprov PSSI Sumbar. Ia membawa pengalaman, energi, jaringan, sekaligus gairah yang selama ini hilang.

Sepakbola Sumbar tidak butuh pemimpin yang hadir hanya saat rapat, tetapi pemimpin yang berani berdiri di garis depan. Tidak butuh sosok yang hanya menonton dari jauh, tetapi yang mau terjun langsung. Dan hari ini, orang itu adalah Andre Rosiade.

Jika kita ingin sepakbola Sumbar bangkit, maka percayakan kepada orang yang benar-benar mencintainya. Bukan yang hanya bersentuhan dengannya saat ada maunya saja. Dan saat ini, sosok itu jelas, Andre Rosiade. (pencinta sepakbola)