Dewan Naik Kelas

Logo KPU

Oleh: Reviandi

Ada fenomena menarik dalam proses pencalegan jelang Pemilu 2024. Sejumlah anggota dewan mencoba naik kelas. Dari DPRD Kabupaten/Kota ke DPRD Provinsi dan dari DPRD Provinsi ke DPR RI. Tentu, ini bukan orang sembarangan yang berani melakukannya. Dibutuhkan tekad baja dan keberanian serta kalkukasi yang oke kalau tak ingin sekadar terlempar dari kursi dewan yang empuk itu.

Meski pendaftaran Caleg masih belum rampung, sejumlah nama sudah menyatakan diri mau naik kelas. Tak tanggung-tanggung, ada yang dari DPRD tingkat kota ke DPR RI, melewati DPRD Provinsi. Sungguh politisi yang punya nyali besar, dan pastinya sudah memperhitungkan segala risiko yang akan dihadapinya. Tak terpilih, ya kembali ke kehidupan sebelum menjadi wakil rakyat.

Pak Dewan itu adalah, Ketua DPRD Kota Pariaman Harpen Agus Bulyandi, atau Andi Cover. Kader Partai Gerindra ini sudah menyatakan diri siap maju ke DPR RI melalui daerah pemilihan (Dapil) Sumbar 2. Yang terdiri dari Padangpariaman, Kota Pariaman, Agam, Bukittinggi, Pasaman, Pasaman Barat, Payakumbuh dan Limapuluh Kota.

Memang berat apa yang akan dihadang Andi Cover yang baru sebulan terakhir dilantik menjadi Ketua DPRD. Tak hanya lawan-lawan dari luar partai, dari internal partai pun harus diawasi. Di sana ada Ade Rezki Pratama dari Partai Gerindra yang sudah dua periode. Suaranya juga sangat tinggi, lebih dari 100 ribu pada Pemilu 2019. Andi sepertinya lebih melirik, Gerindra bisa menambah kursi di Dapil itu.

Dari DPRD Sumbar, juga ada sejumlah nama yang tertarik naik kelas. Salah satunya adalah kader muda PKS, Rahmat Saleh. Dua periode di DPRD Sumbar dari Dapil 1 (Kota Padang), sekretaris DPW PKS Sumbar ini telah terang-terangan menyatakan maju ke DPR RI dapil 1. Terdiri dari Padang, Pessel, Mentawai, Kota Solok, Solok, Solsel, Sijunjung, Dharmasraya, Sawahlunto, Padangpanjang dan Tanahdatar. Sejumlah baliho dan spanduknya sudah disebar dengan meminta izin konstituennya untuk naik kelas.

Tentu tidak gampang juga bagi alumni FMIPA Unand ini mengalahkan incumbent Hermanto yang juga sudah dua periode, tambah setengah malah saat PAW Irwan Prayito yang maju jadi Gubernur Sumbar. Rahmat terlihat sering berkeliling Sumbar akhir-akhir ini, meski Dapilnya hanya di Kota Padang. Perjuangan beratnya itu telah dimulai.

Rekan Rahmat Saleh di DPRD Sumbar, Rico Alviano dari PKB juga telah menyatakan diri mau naik kelas. Dia sepertinya ingin mencetak sejarah, kader PKB pertama yang duduk di DPR RI dari Dapil Sumbar. Rico, anggota DPRD Sumbar dari Dapil VI (Padangpanjang, Tanahdatar, Sijunjung, Dharmasraya dan  Sawahlunto) terlihat begitu serius. Di Padang, sejumlah alat peraganya juga mulai terlihat.

Semendatara dari DPRD Kabupaten atau Kota yang mau naik ke DPRD Sumbar terlihat cukup banyak. Seperti Anggota DPRD Padang dari PKS Muhidi yang akan maju dari Dapil Sumbar 1 (Padang), Anggota DPRD Pessel Herpi Damson dari Gerindra, Ketua DPRD Tanahdatar dari Gerindra Rony Mulyadi Dt Bungsu dan lainnya.

Ada juga sejumlah anggota DPRD Sumbar yang naik kelas tapi pindah jalur ke DPD RI. Seperti Desrio Putra, anggota Fraksi Gerindra DPRD Sumbar dan Hendra Irwan Rahim dari Fraksi Partai Golkar. Mungkin, keduanya terinspirasi dari Muslim M Yatim yang lolos ke DPD 2019 usai tiga periode di DPRD Sumbar sebagai anggota Fraksi PKS. Kini, Desrio, Hendra dan Muslim M Yatim masuk dari 18 calon anggota DPD RI dari Sumbar yang lolos verifikasi KPU.

Cerita dewan naik kelas ini sudah banyak contohnya. Ada yang sukses, tak sedikit yang gagal. Salah satu contoh itu ada pada diri Anggota DPR RI asal Sumbar saat ini M Asli Chaidir. Dia sejak era reformasi begitu setia dengan Partai Amanat Nasional (PAN). Dimulai dari anggota DPRD Sumbar dua periode 2004-2009 dan 2009-2014. 2014 dan 2019 lolos ke Senayan.

2024 ini, kabarnya Asli tak maju lagi dan mencoba peruntungan dengan memajukan anaknya Mory Dean Asli Chaidir. Mungkin, Asli terinspirasi dari suksesnya Epyardi Asda mengkader anaknya Athari Gauthi Ardi di Dapil 1 Sumbar 2019. Athari melejit dan mendapatkan kursi pertama, sementara Asli Chaidir hampir gagal ke Senayan dan sempat “bakuhampeh” dengan Alex Indra Lukman PDIP yang mengugat ke Mahkamah Konstitusi (MK). Tipis sekali jarak suara PDIP dengan kursi kedua PAN atau kursi ke-8.

Cerita sukses lain ada pada kolega Asli Chaidir di Fraksi PAN DPR RI dari Dapil Sumbar 2, Guspardi Gaus. Berbeda dengan Asli, Guspardi sempat lompat partai. Dia adalah anggota DPRD Sumbar 2004-2009 dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Pada 2009-2014 dan 2014-2019, pemilik Citra Swalayan itu terpilih dari PAN. Dan puncaknya, tahun 2019 Guspardi naik ke DPR RI terpilih ke DPR RI. Guspardi juga sempat maju Pilkada Agam 2010 dan kalah dari Indra Catri di putaran kedua.

Satu nama lain yang juga dapat dianggap sukses melompat dari DPRD Payakumbuh ke DPRD Sumbar adalah Ketua DPRD Sumbar hari ini, Supardi. Bahkan, dia sebelumnya anggota DPRD Payakumbuh dari Partai Bulan Bintang (PBB) dan sempat satu periode di DPRD Sumbar dari PBB. Baru pada 2014 dan 2019 Supardi terpilih dari Partai Gerindra.

Cerita naik kelas ini, adalah kisah sukses yang menjadi inspirasi para anggota dewan untuk mengikutinya. Meski, ada yang “dipaksa” naik kelas karena aturan partai, sampai desakan kader-kader junior yang tak bisa berkembang. Yang jelas, kalau kurang persiapan, kurang modal, dan kurang terkenal, ya berpikir keras dulu. Jangan sampai, naik kelas adalah cara partai membuang kadernya yang tak sejalan dengan pengurus.

Tapi jangan salah, ada juga cerita turun kelas anggota DPRD yang terjadi di Sumbar. Seperti Fetris Oktri Hardi yang menjadi anggota DPRD Sumbar periode 2004-2009. Periode berikutnya, 2009-2014 Fetrsn turun ke DPRD Pasaman dan 2014-2019 pindah ke DPRD Pasaman Barat. Sayang, 2019 lalu, Fetris tak lagi terpilih dan 2024 kabarnya masih setia dengan PPP yang bembesarkan namanya.

Bersama Fetris, ada kader PKS Herizal Lazran Aminullah yang turut turun kelas ke DPRD Kota Pariaman 2009-2024. Dia cukup dikenal sebagai anggota DPRD Sumbar 2004-2009, tapi entah dengan pertimbangan apa memilih turun ke kampung halamannya. Dia cukup baik saat bekerja di DPRD Sumbar atau di DPRD Pariaman.

Seorang motivator terkenal Robert Kiyosaki pernah berujar, “Orang-orang sukses tidak takut gagal, tetapi mereka paham bahwa mereka perlu belajar dan berkembang.” Untuk naik kelas ke legislatif yang lebih tinggi memang mengharuskan seorang anggota dewan banyak belajar. Agar tak kalah dengan lawan-lawan yang sejatinya lebih besar, unggul dan lainnya. Kalau pakai modal dan cara yang sama, tentu akan susah naik kelasnya. (Wartawan Utama)