Oleh: Reviandi
Berakhirnya masa jabatan Wali Kota Padang Hendri Septa 31 Desember 2023 mendatang, membuat Padang akan dipimpin Pj Wali Kota sampai Pilkada serentak nasional November 2024. Seharusnya, Hendri masih bisa menjabat sampai 13 Mei 2024, tapi regulasi menyatakan, kepala daerah hasil Pilkada serentak 2018 dan dilantik 2019 berakhir di tanggal terakhir 2023.
Artinya, Hendri yang menjabat Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Padang ini akan berkurang masa jabatannya empat bulan. Yang lebih unik tentu Wakil Wali Kota Padang Ekos Albar yang baru dilantik 9 Mei 2023 lalu. Hanya sekitar 8 bulan pengurus DPP PAN ini menjadi pendamping Hendri yang naik menjadi Wali Kota menggantikan Wako sebelumnya Mahyeldi.
Dengan dipastikannya Hendri Septa berakhir setahun jelang Pilwako Padang 2024, akan menarik bagi bagi banyak kandidat lain. Berbeda saat Mahyeldi maju pada 2018 untuk periode kedua. Tak banyak yang berani maju, sebelum Wawako Emzalmi menggandeng Desri Ayunda dalam head to head yang dimenangkan Mahyeldi-Hendri.
Menilik hasil Pemilu 2024 akan menjadi patokan Pilkada 2024, diprediksi akan ada beberapa partai yang bisa mengusung pasangan calonnya tanpa koalisi. Sesuai Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota (UU Pilkada), pasal 40 ayat (1) UU Pilkada telah mengatur syarat mengajukan calon.
“Partai politik atau gabungan partai politik dapat mendaftarkan pasangan calon jika telah memenuhi persyaratan perolehan paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau 25% persen dari akumulasi perolehan suara sah dalam pemilihan umum angka DPRD di daerah yang bersangkutan.”
Jika kursi DPRD Padang 45, maka dengan perolehan 9 kursi partai telah bisa mengusung pasangan calon tanpa koalisi. Kalau mengacu kepada Pemilu 2019, hanya dua partai yang bisa maju tanpa kolaisi, yaitu Partai Gerindra 11 kursi dan PKS 9 kursi. Sementara partai laninnya, PDI-P (3), NasDem (1), Demokrat (6), PAN (7), Golkar (3), PPP (3) dan Berkarya (2).
Dengan posisi Hendri Septa sebagai orang PAN, dan Ekos juga kader PAN, ada kemungkinan bisa menarik pemilih Kota Padang dan menempatkan kursi PAN naik, minimal 9 kursi. Namun, apakah PAN akan seberani itu mencalonkan Hendri Septa berpasangan dengan Ekos Albar? Tentu akan sangat berisiko, karena Hendri Septa tidak sekuat incumbent sebelumnya. Sementara Ekos bukan maju dari Pilkada langsung, tapi di DPRD Padang.
Minimal PAN sudah punya dua jagoan yang bisa mereka majukan di Pilkada Padang 2024. Apakah tetap akan memajukan Hendri Septa, ataukan menukarnya dengan Ekos Albar. Karena ada informasi yang menyebut, Ekos adalah “utusan” dari pusat, sementara Hendri Septa belum dianggap kuat oleh PAN. Yang jelas PAN akan memanfaatkan momentum Pilkada untuk terus berkuasa di Padang.
Sebagai pemenang Pileg 2014 dan 2019, Partai Gerindra selalu kalah dalam Pilkada Padang. Bahkan, belum ada kader asli partai yang diusung olah partai besutan Prabowo Subianto itu. 2018, Gerindra pernah menggadang-gadangkan Ketua DPC Gerindra Padang Afrizal sebagai calon. Sayang, hal itu tak kesampaian dan Gerindra mendukung Emzalmi-Desri.
Kini, Gerindra juga diprediksi akan hatrik memenangi Pileg 2024. Tapi, siapa yang akan mereka usung masih belum terlihat. Salah satu kandidat yang mungkin dimajukan adalah Ketua DPRD Padang Syafrial Kani. Sebagai mantan ketua DPC Gerindra Padang, Syafrial Kani memang layak dimajukan oleh Gerindra untuk merebut kursi Wali Kota Padang.
Apalagi, Hendri Septa bisa kehilangan panggung politiknya hampir satu tahun 2024. Sementara Syafrial Kani, akan menjadi calon anggota DPRD Sumbar dari Dapil 1 Kota Padang. Selain masih akan menjabat Ketua DPRD Padang sampai pelantikan DPRD Padang berikutnya. Momen sebagai Caleg, tentu akan dimanfaatkan Syafrial Kani untuk berkeliling di 11 Kecamatan di Padang.
Selain Syafrial Kani, Gerindra masih punya Ketua DPC Gerindra Padang Verry Mulyadi dan Sekretaris DPC Gerindra Sumbar Evi Yandri. Keduanya adalah tokoh yang cukup kuat di masyarakat dan sama-sama akan bersaing menjadi anggota DPRD Sumbar 2024. Gerindra bisa saja mengusulkan salah satu sebagai calon Wali Kota Padang. Apalagi kalau kursi yang didapat sama dengan 2019 atau lebih dari 9 kursi, bisa mengusung siapa saja.
PKS yang cukup lama berkuasa di Padang, sepertinya agak kesulitan mencari pengganti sepadan Mahyeldi. Apalagi, Hendri Susanto yang dimajukan di Pilwawako di DPRD Padang beberapa waktu lalu kalah total. Memajukan kembali Hendri Susanto di Pilkada Padang 2024, juga butuh keberanian lebih. Pasalnya, dia juga pernah kalah sebagai calon Bupati Sijunjung 2020.
Kandidat lain PKS, ada kader yang juga sekretaris MUI Kota Padang Mulyadi Muslim. Awalnya, nama Mulyadi masuk dalam daftar kandidat Cawawako yang dimajukan PKS bersama Ketua DPD PKS Padang Muharlion dan politisi senior PKS Muhidi. Tapi entah apa yang terjadi, PKS akhirnya mengajukan nama Hendri Susanto.
Partai Demokrat, juga punya sejarah yang oke di Kota Padang. Apalagi saat terjadi tsunami Demokrat 2009, kursi DPRD Padangnya sampai 17. Ketua DPC Padangnya waktu itu Muchlis Sani, sementara ketua DPRD Padang Zulherman. Sayang, saat ini Muchlis Sani telah tiada dan Zulherman sudah pindah ke lain partai.
Demokrat tak banyak menyisakan kadernya untuk diadu pada Pilkada Padang 2024 mendatang. Wakil Ketua DPRD Padang Ilham Maulana yang baru diganti dari jabatan Ketua DPC Demokrat Padang juga sedang terbelit masalah hukum. Dia masih bestatus tersangka dalam kasus pemotongan batuan sosial. Bahkan, pada Pileg 2024 juta dikabarkan tak maju lagi. Kita doakan saja agar Demokrat bisa menyiapkan kadernya jelang Pilkada.
Partai Golkar kini punya sosok muda dan energik pada diri Ketua DPD Golkar Padang Iqra Chissa. Dia juga adalah menantu dari Ketua DPD Golkar Sumbar yang juga Bupati Solok Selatan Khairunnas. Iqra bersama Zulhardi Z Latif diprediksi akan dimajukan Golkar, baik sebagai Cawako atau Cawawako. Golkar sudah terlalu lama “menghilang” dari garis kekuasaan di Kota Padang.
Partai NasDem yang pada 2019 lalu hanya dapat 1 kursi, mungkin juga akan berpartisipasi dalam Pilkada Padang. Apalagi ketua DPD NasDem Padang Osman Ayub NasDem akan tumbuh dan menjadi pemenang Pileg di Padang. Jika terwujud, nama Ketua DPD NasDem Sumbar Fadly Amran yang juga Wali Kota Padangpanjang berpeluang diusung. Kalau Fadly tidak diajak oleh calon Gubernur untuk mendampingi mereka.
Partai lainnya seperti PDI Perjuangan dan PPP, meski terus mendapatkan kursi di DPRD Padang, sepertinya belum punya kader yang cocok maju di Pilkada Padang. Ketua DPC PDIP Padang Halbert Hendra Lukman kemungkinan belum berani maju. Tapi Ketua DPC PPP Padang Nikki Lauda Hariona bisa saja maju. Dia adalah putra dari Ketua DPW PPP Hariadi dan anggota DPD RI asal Sumbar Emma Yohanna.
Partai non-DPRD Padang seperti Hanura, PSI, Perindo, PBB, Garuda, PKB dan partai-partai baru seperti Gelora, PKN, Partai Ummat dan Partai Buruh juga masih harus menunjukkan eksistensi mereka di Pemilu. Sebelum menghitung untung-rugi mereka pada Pilkada Padang. Meski tanpa incumbent, Padang sebagai ibu kota pasti menghadirkan tantangan lebih. Bukankan seperti kata Napoleon Bonaparte, “Dalam politik, kedunguan itu bukanlah halangan.” Ayo terus maju! (Wartawan Utama)