Artis tak Minat Bersaing di Sumbar

Aldi Taher.

Oleh: Reviandi

Maksimal 580 orang telah didaftarkan 18 partai politik sebagai bakal calon anggota DPR RI ke KPU per 14 Mei 2023 lalu. Puluhan dari dalam daftar nama yang diserahkan terdapat nama-nama artis dan publik figur yang turut bergabung. Namun, sementara tak terdeteksi artis yang tertarik maju dari daerah pemilihan (Dapil) Sumbar baik Dapil 1 atau 2.
Dari daftar Bacaleg artis yang beredar di media, memang tak satupun yang disebutkan akan bertarung di Sumbar. Bahkan juga tidak ada yang dapat disebut artis dengan darah Minang. Mungkin, Sumbar bukan menjadi “lahan” yang menarik bagi para publik figur untuk mendapatkan gelontoran suara bagi partai politik.
Bahkan, sejak Pemilu 1999 tak ada satu pun anggota DPR RI asal Sumbar yang berlatar belakang artis. Memang, Pemilu 2009 nyaris ada yang melenggang ke Senayan dari kalangan artis. Dia adalah Adrian Maulana Djambek dari Partai Amanat Nasional (PAN) di Dapil Sumbar 2 yang terdiri dari Agam, Bukittinggi, Padangpariaman, Kota Pariaman, Payakumbuh, Limapuluh Kota, Pasaman dan Pasbar.
Adrian yang membawa nama keluarga Djambek belum beruntung mendapatkan kursi DPR dari Sumbar. Nama Djambek pastinya mengacu pada Syekh Muhammad Jamil Dhambek, adalah seorang ulama pelopor pembaruan Islam dari Minangkabau pada awal abad ke-20. Ia juga dikenal sebagai ahli ilmu falak terkemuka. Agam merupakan tempat asalnya yang cocok dengan Dapil yang dimasuki Adrian.
Sayang, suara yang dikumpulkan Adrian tak cukup membawanya ke DPR. Dia kalah tipis dari kader PAN Taslim yang saat ini menjadi Ketua DPW Partai Ummat Sumbar. Taslim merupakan anggota DPRD Sumbar 2004-2009 yang naik kelas ke DPR RI. Adrian dan Taslim memiliki suara hampir sama, sekitar 15.000-an. Bahkan, Adrian sempat melapor ke Panwaslu Sumbar karena menduga ada suaranya yang berkurang.
Adrian memperkarakan hilangnya perolehan suaranya di Kecamatan Tujuh Koto, Sungai Sariak, Padangpariaman. Pada Panwaslu, Adrian melaporkan Panitia Pemilih Kecamatan (PPK) Tujuh Koto karena menghilangkan perolehan suara yang diperolehnya sebanyak 328 suara. Suara yang hilang itu dianggap bisa membuat suaranya lebih tinggi dari Taslim. Sayang, laporan itu tak berlanjut.
Selain cerita gagalnya Adrian Maulana yang dikenal dengan sejumlah peran antagonisnya di berbagai sinetro era 2000-an, juga ada artis yang gagal di perpolitikan Sumbar. Oh iya, banyaknya peran antagonis yang dilakoni Adrian, diduga menjadi salah satu yang membuatnya gagal mendapatkan suara maksimal emak-emak di Sumbar 2.
Artis peran David Chalik juga pernah perasakan pedihnya “dicuekin” warga Sumbar saat maju menjadi calon Wakil Wali Kota Bukittinggi 2020. Meski sangat dikenal dengan peran-peran baik dan heroiknya di sinetron religi, David tetap tak terlalu banyak mendapatkan simpati masyarakat kota wisata itu.
Digandeng incumbent Wawako Irwandi, mereka hanya mendapatkan 7.982 suara atau 14 persen saja. Jauh di bawah pemenang Erman Safar-Marfendi yang diusung Gerindra dan PKS dengan suara 24.650 atau 44,5 persen. Sedangkan incumbent Wawako Ramlan Nurmatias-Syafrizal dari independen hanya mendapatkan 22.782 suara.
Artis yang zaman sinetron Siti Nurbaya sangat dikenal, Gusti Randa, pemeran Syamsul Bahri juga pernah merasakan pahitnya gagal di Pilkada Padang 2008. Berbeda dengan Adrian dan David, Gusti Randa malah kalah sebelum berperang. Dia dan pasangannya Rizal Moenir gagal memenuhi syarat minimal calon perseorangan 27 ribuan dukungan.
Saat itu, Gusti Randa menyebut tidak kecewa. Namun, dia mengaku ada beberapa pihak yang berusaha menjegal calon independen. Gusti mengungkapkan, ada calon yang diusung partai politik meminta fotokopi kartu tanda penduduk warga. Menurut Gusti, cara ini dilakukan untuk menghentikan atau menjegal calon perseorangan yang disyaratkan Komisi Pemilihan Umum Padang mengumpulkan 27 ribu KTP warga.
Katanya, ketika dia atau tim datang ke rumah warga, mereka mau mendukung kita. Namun saat diminta KTP, mereka bilang sudah diambil calon yang ternyata maju dari partai politik. Gusti gagal karena hanya menyerahkan sekitar 1.000 lebih foto kopi KTP dan tanda tangan. Jumlah yang sangat jauh dari apa yang dibutuhkan sebelum diverifikasi oleh KPU Padang.
Sejumlah artis lainnya memang ada yang sempat menyebut akan bertarung di Padang atau Sumbar. Bahkan, Aldi Taher yang menghebohkan karena didaftarkan Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Persatuan Indonesia (Perindo) ke KPU pernah berniat maju di Pilgub Sumbar 2020. Awalnya, Aldi yakin akan diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS), bersaing dengan Mahyeldi.
Namun setelah mengetahui namanya tak diajukan PKS, Aldi Taher sempat heboh kepada pengurus PKS Sumbar. Utamanya Ketua DPW PKS hari itu Irsyad Syafar. Aldi sempat “menyerang” Irsyad di media sosialnya. Tak berselang lama, Aldi kembali bersuara akan maju sebagai calon wakil Gubernur Sumbar mendampingi Mayjen TNI (purn) Syamsu Jalal dari jalur perseorangan.
Aldi bahkan sempat mendatangi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumbar untuk berkonsultasi dan mengetahui persyaratan maju. Aldi Taher mengatakan dirinya akan berpasangan dengan Mayjen TNI (purn) Syamsu Jalal karena merasa punya peluang. Sayang, melihat syarat minimal 316 dukungan, Aldi tak pernah lagi terdengar namanya. Bahkan sampai KPU Sumbar menyatakan pasangan perseorangan Fakhrizal-Genius Umar gagal memenuhi syarat, Syamsu-Aldi hilang bak ditelan awan.
Begitulah sekelumit cerita yang mungkin membuat para artis takut maju di Sumbar. Yang saat ini dipastikan maju di Sumbar dari kalangan “artis” mungkin hanya YouTuber, Vasvo Ruseimy. Pemilik kanal YouTube “Macan Idealis” dengan suscriber mencapai 1,18 juta itu maju dari Partai Gerindra di Dapil 1. Vasco saat ini menjadi Staf Khusus Wakil Ketua DPR RI dan Ketua DPP Bidang Pengelolaan Opini Publik di Partai Gerindra.
Ranah Minang mungkin terlalu banyak menghasilkan artis-artis di industri hiburan Indonesia. Namun, para artisnya mungkin “tahu diri” kalau mereka tak akan dipilih kalau maju dari Dapil Sumbar. Karena, dari 560 anggota DPR saat ini, sekitar 30 nya berdarah Minang. Meski bukan berasal dari Dapi Sumbar. Bahkan tahun 2014-2019, ada yang menyebut jumlahnya mencapai 80-an.
Ali bin Abi Thalib pernah mengatakan, “Kesempatan datang bagai awan berlalu. Pegunakanlah ketika ia nampak di hadapanmu.” Itu adalah kalimat yang pas untuk para artis yang terjun ke dunia politik. Tak peduli soal kualitas, kesempatan menjadi modal yang paling tinggi yang dipunya saat ini. (Wartawan Utama)