Oleh: Reviandi
Setiap musim kontestasi politik tiba, saat itulah olahraga selalu menjadi perbincangan yang menarik. Apalagi sepakbola. Tak heran, raihan medali SEA Games Timnas Indonesia U-22 bulan lalu melambungkan banyak nama, selain para pemain tentunya. Dari pelatih Indra Sjafri sampai Ketua PSSI yang juga Menteri BUMN Erick Thohir.
Beberapa menit setelah kemenangan di malam bersejarah itu, nama Indra Sjafri kerap diapungkan menjadi calon Gubernur Sumbar. Wajar saja, Indra adalah putra asli Pesisir Selatan (Pessel). Tak sedikit yang menyebut, kalau Indra mau terjun ke politik dalam waktu dekat, dia akan terpilih. Baik untuk Pemilu legislatif (Pileg) atau pemilihan kepala daerah 2024.
Tapi, kalau Indra Sjafri maju Pileg 2024, tentu salah satu yang akan terdampak adalah mantan Pelatih Timnas lainnya asal Sumbar, Nilmaizar. Dua Pemilu, Nil maju ke DPR RI dari Dapil Sumbar 2. Namun kali ini, putra asli Payakumbuh itu disebut-sebut akan maju dari Dapil Sumbar 1, yang tentunya akan beriringan dengan Dapil Indra Sjafri.
Sayang, harapan menjerumuskan Indra Sjafri menjadi politisi itu telah disirnakan mentah-mentah. PSSI malah semakin mengikat direktur tekniknya itu dengan tugas baru sebagai pelatih untuk kejuaraan-kejuaraan lainnya bagi Timnas. Hari ini, Indra sedang memantau pemain Indonesia yang sedang berlatih di Qatar. Banyak yang menduga dia akan segera menjadi pelatih Timnas senior.
Kalau Indra Sjafri tak tertarik ke politik, Ketum PSSI Erick Thohir disebut-sebut akan semakin moncer karirnya di politik. Setelah 2019 hanya menjadi Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin, 2024 bisa naik kelas menjadi peserta. Meski baru dikategorikan masuk sebagai kandidat calon wakil Presiden (Cawapres), belum Capres.
Saat lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis survei Capres dan Cawapres pada Pemilu 2024 pada Minggu (4/6), nama Erick Thohir melejit. Dia meninggalkan nama-nama yang selama ini berkibar sebagai RI2. Erick melewati Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Menkopolhukam Mahfud MD, Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan lainnya.
Bos Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi mengakui, survei itu dilakukan setelah raihan medali emas SEA Games yang berlangsung di Kamboja. Jadi, nama Erick Thohir melambung tinggi meninggalkan pesaingnya. Meski masih berada pada margin of error hasil surveinya. Yang jelas, Burhan mengakui, peranan olahraga sangat mendukung elektabilitas Erick.
Dia malah menantang para audiens di aplikasi Zoom itu agar mencarikan alasan lain, selain sepakbola yang menaikkan nama Erick Thohir saat ini. Baik sebagai pengusaha besar, maupun sebagai Menteri BUMN yang dipilih Jokowi-Ma’ruf Amin. Artinya, Burhan meyakini, kenaikan elektabilitas Erick itu “semata” karena sepakbola.
Mungkin ada benarnya juga Burhan. Meski sejak lama Erick dikenal sebagai pengusaha yang gila olahraga, utamanya sepakbola. Dia bahkan pernah membeli klub sepakboa Liga Italia Inter Milan dan menjadi presiden Inter 2013-2018. Erick mengambil alih Inter dari bos lama Masimo Moratti yang sudah tahunan menjadi presiden Inter.
Di beberapa klub lainnya Erick juga memiliki saham mayoritas, termasuk di Liga Amerika Serikat dan Liga Inggris, meski masih belum di Liga Primer. Jadi, cukuplah rasanya kalau Erick dikenal sebagai bos klub bola, dan sangat dekat dengan olahraga. Selain bisnis, olahragalah yang membuatnya sangat dikenal di Indonesia, bahkan di dunia.
Tak heran, saat mengambil alih PSSI beberapa bulan lalu, banyak yang menyebut sepakbola Indonesia akan lebih baik. Karena Erick dikenal bertangan dingin dalam mengelola apapun. Termasuk sejumlah BUMN sakit yang perlahan tapi pasti sudah dihidupkan dan dilancarkannya kembali.
Benar saja, setelah menjadi ketua PSSI, langkah pertama Erick adalah menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 yang tinggal hitungan hari. Sayang, karena satu dan lain hal, Indonesia dibatalkan sebagai tuan rumah oleh FIFA – organiasi sepakbola dunia. Sempat, nama Erick sedikit goyang, meski dia berusaha melobi kembali FIFA dan tetap gagal.
Kandas sebagai tuan rumah Pildun U-20, Erick tak patah arang. Dia langsung memindahkan target Garuda Muda pada SEA Games 2023. Beruntung, Indonesia bisa menjinakkan Thailand 5-2 di Kamboja dan mendapatkan emas. Saat Ganjar Pranowo dihajar karena diduga terkait dengan gagalnya Indonesia di Piala Dunia junior, Erick Thohir malah menikmati kejayaan.
Namun, itu pula yang sedikit aneh. Sepekan terakhir, Erick malah disebut lebih berpeluang menjadi wakilnya Ganjar ketimbang Prabowo Subianto atau Anies Baswedan. Padahal, kalau dirunut kisahnya, Erick dapat disebut salah satu “korban” saat Ganjar dkk menyuarakan tidak menerima Timnas Israel U-20 berlaga di Indonesia. Karena ketiadaan hubungan diplopatik dan dikaitkan dengan sedang melakukan “penjajahan” terhadap Palestina.
Dalam agenda yang sama, Waketum PAN Yandri dengan tegas menyebut, Erick sebagai bakal Cawapres PAN yang belum menentukan Capresnya, Prabowo atau Ganjar. Agak aneh memang. Menurutnya, Erick Thohir sudah membuat hal yang luar biasa, yang tak mungkin jadi mungkin. Seperti mendapatkan emas SEA Games setelah 32 tahun. Besok juga mendatangkan juara dunia Timnas Argentina yang berisi Lionel Messi dan kawan-kawan.
Kata Yandri, kinerja Erick harus menjadi pertimbangan bagi Ganjar atau Prabowo. Dia meminta semua pihak menunggu dinamika demokrasi. PAN tentu akan melakukan komunikasi politik terbuka dan transparan. Hasil survei ini akan menjadi ajuan kami. Apalagi, dalam survei Indikator, elektabilitas Prabowo tinggi, Ganjar tinggi dan Erick tinggi. Dia berharap bisa membantu naiknya kursi PAN di parlemen 2024.
Sebenarnya, di tingkat lokal Kota Padang juga sempat ada kandidat pada Pilwako Padang 2008 yang mencoba peruntungan melalui olahraga. Saat itu, PSP Padang masih dalam masa jayanya. Ketua Umum PSP Padang yang juga Wakil Wali Kota Padang Yusman Kasim sempat sangat percaya diri maju sebagai Wali Kota. Apalagi, PSP baru saja memberikan prestasi membanggakan. Lolos ke Divisi Utama setelah menjuarai Divisi 1.
Kejayaan PSP itu banyak dianggap akan membawa Yusman bisa meraih hati masyarakat Kota Padang dan mengalahkan incumbent Wako Padang Fauzi Bahar yang berpasangan dengan Wakil Ketua DPRD Sumbar Mahyeldi. Sayang, suara Yusman-Yul Akhiari Sastra hanya 66.823 suara atau 2,03 persen, jauh di bawah Fauzi Mahyeldi 156.339 persen atau 51,53 persen. Sementara tiga pasangan calon lain berada di bawah Yusman-Yul
Tapi, apakah benar Yusman percaya diri karena merasa didukung oleh penggemar PSP Padang atau tidak, belum dianalisa juga. Yang jelas, selain PSP Padang, di Sumbar juga ada Semen Padang FC yang banyak disukai masyarakat. Bisa saja yang tidak suka PSP juga tidak memilih Yusman. Mungkin benar apa kata Diego Maradona, “”Ketika orang berhasil, itu karena kerja keras. Keberuntungan tidak ada hubungannya dengan kesuksesan.” Sedikit keberuntungan di olahraga, dipadukan dengan kerja keras, mungkin bisa berhasil. (Wartawan Utama)