Oleh: Reviandi
Bakal calon Presiden (Bacapres) Prabowo Subianto kembali menerima serangan hoaks atau berita/cerita bohong. Kali ini Menteri Pertahanan itu diisukan mencekek dan menampar Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) di Istana Negara. Kabar itu menyeruak sesaat setelah Partai Demokrat menyatakan merapat ke kubu Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang menjagokan Prabowo.
Entah ada hubungannya atau tidak, yang jelas kabar ini langsung menutup cerita sedih mantan Presiden dua periode Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang merasa dikhianati Anies Baswedan dan Koalisi Perubahan yang dipimpin Ketum NasDem Surya Paloh. Meski SBY telah memastikan Demokrat tidak memaksakan Ketum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon wakil Presiden, tetap kalah dari hoaks ini.
Awalnya, info yang beredar liar itu berasal dari informasi dari kanal YouTube Seword TV. Dari sana, seorang host-nya Alifurrahman menyebutkan, kalau Prabowo disebut telah berulah di istana negara. Hal ini kemudian menjadi berbagai status atau story media sosial beberapa pihak yang tersebar masif di berbagai media. Meski tanpa menyebut nama Prabowo, Cuma ada Capres yang cekek dan tampar Wamen.
Menariknya, informasi ini juga dipakai oleh nonpendukung Prabowo untuk ‘menghajar’ lawannya. Berbagai WhatsApp Group (WAG) turut membahas masalah ini. Bagi yang mendukung Prabowo, tentu akan menjadi ‘tamparan’ juga bagi mereka. Apalagi, Prabowo memang dikenal punya emosi yang meledak-ledak dan sering dikait-kaitkan dengan hal seperti ini.
Tapi bagi yang mencoba netral, masalah ini dicoba didiamkan. Lalu dengan sok bijak meminta semua pihak untuk menunggu informasi yang lebih valid. Dan melakukan kroscek atau tabayyun, ketimbang ‘membully’ pendukung Prabowo dengan masalah yang belum jelas. Tak berselang lama, masalah ini pun dengan cepat terang benderang.
Orang yang langsung turun tangan membela Prabowo itu tak lain tak bukan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Rival dua kali Prabowo dalam Pilpres 2014 dan 2019 ini dengan tegas menyebutkan, tidak ada peritiwa seorang Capres atau Menteri yang mencekek atau menampar wakil Menteri. Apalagi terjadi di istana negara saat rapat yang sangat penting.
Dua kali Jokowi menyatakan bantahannya.
Pertama pada Selasa (19/9/2023) pagi saat meninjau Pasar Bali Mester Jatinegara, Jakarta. Jokowi malah membantah dan tertawa dengan isu itu. Siangnya Jokowi mengulang lagi saat berada di PT Pindad di Bandung, Jawa Barat. Dia membantah dan menganggap itu fitnah terhadap Prabowo.
Melihat reaksi Jokowi, akan membuat semakin terang kalau Jokowi tidak main-main soal Prabowo. Sebagai Presiden, pastinya ingin menyelesaikan masalah yang terkait dengan Menteri dan Wamentannya. Apalagi peristiwa itu benar-benar tidak ada dan Jokowi merasa harus turun langsung. Tapi akan ada yang menilai ini sebagai langkah ‘posesif’ Jokowi terhadap jagoan Pilpresnya 2024.
Selain Prabowo, tokoh yang juga terkan hoaks itu adalah Harvick Hasnul Qolbi, wakil Menteri Pertanian yang dilantik oleh Presiden 23 Desember 2020. Dia belum muncul dan memberikan keterangan. Tapi Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan Harvick Hasnul Qolbi tidak menghadiri ratas di Istana mewakili Mentan dalam waktu 10 hari terakhir.
“Kami sudah cek agenda Wamentan dalam 10 hari terakhir, tidak ada agenda beliau hadir mengikuti Ratas di Istana mewakili Bapak Mentan SYL,” kata Arief Cahyono, Ketua Kelompok Substansi Pemberitaan dan Strakom, Setjen Kementan.
Arief menambahkan tidak mungkin ada agenda Ratas yang tidak melalui tata keprotokolan di Kementan, sehingga munculnya berita yang beredar tidak sesuai dengan informasi yang terjadwal dalam agenda pimpinan Kementan. Arief juga menegaskan keterangan pers Kementan sekaligus membantah gosip Prabowo menampar Wamentan. “Iya terkait berita yang ramai itu,” katanya.
Sementara Prabowo Subianto menepis soal kabar dirinya mencekik dan menampar Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi saat rapat kabinet. Dirinya justru mengaku kaget saat mendengar kabar tersebut. “Saya juga kaget, jadi jelas itu tidak benar ya. Tidak pernah ada rapat seperti itu,” kata Prabowo
Prabowo mengaku bahwa dirinya jarang bertemu dengan Harvick. Ia mengatakan sebagai seorang menteri justru dirinya lebih sering bertemu dengan menteri ketimbang wakil menteri. “Kan saya menteri. Aku menteri urusannya sama menteri. Jadi pertemuan saya sama Pak Yasin Limpo hubungan saya sangat baik,” ucapnya.
Informasi masalah itu kian tegas menjadi hoaks setelah pegiat media sosial sekaligus founder channel YouTube Kanal Anak Bangsa, Rudi S Kamri meminta maaf karena telah memposting konten soal bacapres Prabowo Subianto yang menampar dan mencekik wakil menteri saat rapat kabinet terbatas. Rudi S Kamri diketahui sempat membuat konten soal Prabowo Subianto yang menampar dan mencekik wakil menteri di kanal YouTube-nya, Kanal Anak Bangsa.
Menurut Rudi S Kamri setelah mendapatkan informasi dan klarifikasi dari berbagai pihak, termasuk penjelasan dari Presiden, informasi di konten yang dibuatnya ternyata tidak benar. Sehingga ia langsung menghapus konten yang dipostingnya atau men-takedown-nya.
Secara khusus Rudi S Kamri juga meminta maaf kepada Prabowo Subianto, karena begitu saja mempercayai informasi dari kanal YouTube Seword TV. Permintaan maaf itu diungkapkan Rudi melalui channel YouTune Kanal Anak Bangsa yang dikelolanya, Rabu (20/9/2023). “Halo sahabat Indonesia kita bertemu kembali dalam tayangan Opini Rudi. Kali ini saya ingin mengklarifikasi konten yang pernah saya buat,” kata Rudi.
Judul kontennya, kata Rudi adalah ‘Prabowo Subianto tampar dan mencekik Wakil Menteri Pertanian’ di rapat terbatas atau rapat kabinet terbatas. “Ternyata setelah mendapatkan informasi dan klarifikasi dari berbagai pihak, termasuk penjelasan dari Presiden yang menyatakan itu berita tidak benar, Saya serta merta langsung men-takedown konten yang sempat beredar,” kata Rudi.
Meski sudah minta maaf, tapi masalah belum selesai begitu saja. Pasalnya, Ketua Umum Prabowo Mania 08, Immanuel Ebenezer atau Noel meminta bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo meminta maaf kepada rakyat Indonesia buntut pendukungnya menyebar berita bohong atau hoaks yang terkait Prabowo. Bahkan, sejumlah pendukung Prabowo juga siap membawa masalah ini ke ranah hukum.
Dari masalah ini, ternyata ada nama Ganjar yang disebut-sebut terakit dengan hoaks yang tersebar. Karena para pelaku dianggap orang-orang yang dekat atau mendukung Ganjar Pranowo. Hal ini mempertegas bagaimana Prabowo dan Ganjar hari ini sedang ‘berperang’ dan juga saling merebut simpati Jokowi jelang Pilpres 2024.
Mungkin ini bisa jadi pelajaran bagi semua pihak. Saat ini, hoaks adalah musuh bersama yang harus segera diselesaikan. Jangan sampai, hoaks ini menjadi pemecah belah bangsa jelang Pilpres yang sudah di depan mata. Tidak hanya Prabowo yang diserang hoaks, hal yang sama juga sering menyerang Bacapres Anies Baswedan dan juga Ganjar Pranowo sendiri.
Sebaiknya, para Bacapres, Ketum Partai dan politisi yang turut berperan dalam Pilpres, bersama-sama turun memberantas hoaks ini. Cara kampanye komunikatif positif harus digaungkan terus. Tidak waktunya lagi ‘membunuh’ lawan dengan hoaks dan semacamnya. Presiden Jokowi sering berujar, “Penyebaran berita bohong dapat menyebabkan perpecahan bangsa. Jadi ya hati-hati. Entah motifnya ekonomi, motif politik tidak boleh seperti itu.” Mari, sudahi hoaks. Baiknya memang politik adu gagasan. (Wartawan Utama)