Oleh: Reviandi
Pergerakan politik jelang Pilpres dan Pileg 2024 semakin menarik. Apalagi, partai yang dianggap milik anak muda dan masih ‘ingusan’ di kancah politik Indonesia, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tiba-tiba tampil beda. Meski belum terang benderang, mereka sudah membuat ‘fatwa’ kalau putra bungsu Presiden RI Joko Widodo, Kaesang Pangarep resmi bergabung dengan partainya bro dan sis itu.
Hal itu diungkapkan Ketua DPD PSI Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng) Antonius Yogo Pranowo, Kamis (21/9/2023). Semua tahu, kalau Solo adalah titik kumpul dan titik asalnya Jokowi dan keluarganya. Sampai hari ini, kota dengan nama lain Surakarta itu masih sangat identik dengan Jokowi. Banyak hal ikonik dalam sejarah Jokowi di kota berbudaya Jawa ini.
Jika benar, maka yang akan terganggu tentunya PDIP dan Ganjar Pranowo yang juga menganggap Jateng sebagai basis utama. Jika salah satu anggota keluarga Jokowi hijrah ke partai lain, pastinya akan berpengaruh terhadap kekuatan PDIP. Apalagi banyak survei yang menyatakan, masyarakat Jateng lebih dekat dengan Jokowi daripada identitas partai mereka, PDIP.
Antonius Yoga menyebut Kaesang sudah pasti gabung PSI. Yoga memastikan Mawar adalah nama samaran Kaesang. “Hari ini Mas Kaesang fix masuk ke PSI,” kata Antonius Yoga ditemui wartawan di Kantor PSI Solo.
Yoga mengatakan sebelum video yang diduga mirip Kaesang dengan nama samara ‘mawar’ tersebut diunggah ke media sosial sudah ada pembicaraan antara DPP PSI dengan Kaesang. Menurutnya, Kaesang menjadi sosok yang membanggakan dan saat ini telah bergabung ke PSI. “Mas Mawar nama samaran Mas Kaesang,” ucapnya.
Yoga menerangkan nantinya akan ada kejutan lebih lanjut. Dia mengatakan penyerahan KTA akan dilakukan secara resmi. “Kemarin sudah dirilis video ini mundur dari jadwal karena sudah beberapa hari kesibukan Kaesang,” ucapnya.
Bahkan, Kaesang bukan sekadar menjadi kader PSI, apalagi hanya untuk maju sebagai calon Wali Kota Depok, Jawa Barat (Jabar). Melainkan akan ditasbihkan menjadi Ketua Umum PSI yang hari ini masih dijabat Giring Ganesa, mantan vokalis band Nidji. Giring diisukan ‘mundur’ karena PSI telah menyiratkan mendukung Prabowo Subianto sebagai Presiden 2024.
Jika Kaesang jadi Ketum PSI terbaru, hal ini akan cukup mengobrak-abrik koalisi Pilpres 2024. Diketahui, PSI merapat ke Prabowo ‘tanpa syarat’ karena melihat arahan Jokowi. Entah apa maksudnya, sementara partainya Jokoki, PDIP sudah mendekarasikan dukungan Bacapres kepada Ganjar 21 April 2023.
Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie mengaku partainya sudah memantapkan arah pilihan pencalonan Presiden 2024. “Tokoh yang kami kagumi adalah Pak Jokowi, kami ingin melihat keberlanjutan Pak Jokowi dan kalau temen-teman tanya apakah sudah mengerucut ke mana? PSI siap bergerak sesuai arahan Pak Jokowi,” ujar dia.
Namun, Grace mengatakan PSI masih menunggu arahan Jokowi. “PSI tegak lurus Pak Jokowi. Bukan manut apa saja kata Pak Jokowi, dalam kata ngebebek itu enggak. Tapi akhir-akhir ini sudah makin terlihat arah tanda-tandanya,” lanjut Grace sambil melirik Prabowo yang berada di sebelahnya.
Meski belum diumumkan secara resmi, tapi PSI cukup banyak terlibat dalam pertemuan Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang menjagokan Prabowo. Saat para Ketum KIM bertemu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), bendera PSI turut dipasang di jejeran bendera KIM. PSI juga pernah menyebut, tidak dianggap oleh PDIP saat menyatakan mendukung Ganjar. Sehingga mereka balik kanan.
Lalu bagaimana dengan Jokowi terkait hal ini. Jokowi malah menyebut, putra bungsunya, Kaesang sudah meminta restu keluarga untuk masuk PSI. Jokowi tak menjelaskan apakah ia merestui Kaesang bergabung dengan PSI. Namun, Jokowi mengatakan anak-anaknya sudah punya pilihan masing-masing.
“Ya biasa di dalam keluarga minta doa restu. Karena saya bilang tidak pun, juga tetap akan jalan. Anak-anak saya seperti itu,” kata Jokowi setelah peletakan batu pertama Hotel Nusantara di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kamis (21/9/2023).
Ia menjelaskan anak-anaknya sudah berkeluarga. Mereka sudah punya keluarga dan rumah masing-masing. Menurut Jokowi, anak-anaknya sudah harus mandiri. Hal itu juga meliputi pilihan-pilihan dalam hidup, seperti bergabung dengan partai. “Apa yang diputuskan sudah menjadi tanggung jawab dia,” ujarnya.
Diketahui, Jokowi memiliki tiga anak. Yang pertama Gibran Rakabuming Raka saat ini menjadi Wali Kota Solo. Gibran masuk ke politik dan menjadi Wali Kota berkat dukungan PDIP. Gibran saat ini disebut akan menjadi bakal calon wakil Presiden Prabowo. Karena terganjal umur yang masih 35 tahun, keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi kuncinya. MK sedang bersidang membahas gugatan umur Bacapres-Bacawapres minimal 35 tahun dari sekarang 40 tahun.
Anak kedua Jokowi, Kahiyang Ayu menikah dengan Bobby Nasution yang sekarang menjadi Wali Kota Medan, Sumatra Utara (Sumut). Bobby juga masih menjadi kader PDI Perjuangan dan cukup aktif dalam partai itu. Bobby dan Kahiyang sangat dikenal sebagai kader PDIP. Meski sama halnya dengan Jokowi yang hanya berstatus kader saja.
Artinya, jika Kaesang menjadi kader PSI, apalagi ketua umum, maka dia menjadi satu-satunya keluarga Jokowi yang beda partai. Hal yang sebenarnya dapat disebut pelanggaran oleh PDIP. Karena, dianggap mengabaikan aturan AD/ART PDIP nomor 25a. Aturan yang menyebut satu keluarga kader PDIP harus berada dalam satu partai yang sama.
PDIP pernah memecat Ketua DPD PDIP Maluku Murad Ismail yang juga Gubernur Maluku karena istrinya mencalonkan diri ke DPR RI dari PAN. Semua tentu akan menjadi sangat berat bagi PDIP dan Jokowi. Karena, dua kader PDIP yang bersangkutan langsung dengan Kaesang, ya Jokowi dan Gibran akan goyang posisi mereka sebagai kader.
Pun demikian, sepertinya PDIP tak ingin masalah ini menjadi besar. Karena saat ini, Jokowi merupakan ‘kunci’ utama menghadapi Pilpres 2024. Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat bahkan menterjemahkan lebih longgar arutan itu. Katanya, aturan internal bahwa satu keluarga yang dilarang berbeda keanggotaan partai dengan PDIP memang benar.
Namun mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut, satu keluarga misalkan, suami-istri dan anak. Yang dilarang keluarga inti. Djarot memberi contoh jika di dalam satu keluarga terdapat saudara adik atau kakak yang sudah berumah tangga dan memiliki pandangan politik berbeda, maka itu menjadi evaluasi keluarga.
“Misalnya, saya punya adik sudah berumah tangga, kemudian dia menjadi pengurus partai lain, itu catatan bagi saya, berarti saya tidak mampu untuk melakukan proses pendidikan politik, proses penyadaran, proses yang menyangkut persoalan pilihan politik kepada adik saya. Evaluasi saya,” katanya.
Ketua Umum PDIP Megawati pernah berujar, “Nasib umat manusia tidak dapat ditentukan oleh hanya segelintir bangsa atau oleh golongan yang meresa dirinya besar dan kuat, paling benar dan suci. Setiap bangsa, sekecil apapun berhak bersuara.” Jadi, kalau benar PDIP berani menegakkan aturan mereka, harusnya Jokowi juga tanpa kecuali. (Wartawan Utama)